Santri ku
33 orang pada saat itu, sempat ku kenal dan pernah masuk ke kelasku,
kami lalui bersama waktu demi waktu, detik-demi detik hari demi hari, tak lama setelah liburan
ramadhan satu orang mulai berhenti yang bernama Kiplianor asal Batu Mandi dikarnakan seringnya masuk mahkamah, setelah
itu menyusul Muhammad Rutama asal Tapin sebelum liburan Idul Adha saat
itu santri lama dan aku di acara Perkemahan Bakti Sosisal (Baksos) di desa
Anduhum. Pada hari ke 2 anak-anak kelas VII datang ke lokasi dan anggotaku pun memberitahukan
pada ku atas berhentinya ia, katanya sih alasannya berkenaan dengan ekomoni
kelurga yang tak mampu lagi membiayai untuk sekolah dipondok. Terus selama beberapa
bulan lamanya tepatnya hari pertama ulangan semester ganjil utuk ulangan
syafahi, dua orang santriku yang kusayangi diharuskan pulang untuk selamanya
dari pondok dikernakan melakukan yaitu * tak usah kusebutkan, mereka yang nama
Nasruddin asal Tanah Garogot dan Muhammad Iqri Fathani asal Mahang, dan tak
berumur satu tahun tinggal di pondok, mungkin hanya ± setengah tahun Lufhi
Anugerah asal Kandangan berhenti juga dari pondok di kernakan orang tuanya
tak sanggup melihat anaknya sering sakit dan badannya yang dulu gemuk menjadi
sedikit kurus, akhirnya berhenti. Pedih rasanya hati ini jika anggota pulang
tanpa menyelesaikan pendidikannya sebagai santri di pondok, rasa bersalah pun
terkadang datang menusuk-nusuk seakan menghujat bahwa diri ini tak layak
menjadi seorang panutan, tapi aku tak mau terlalu lama diam di sebuah kejadian
yang menimpa perjalanan hidupku dalam mendidik mereka, aku tetap bangga dengan
mereka yang berhenti itu, karena walau bagaimana pun mereka tetep ku akui anak
didikku yang pernah berbagi suka dan duka bersama kami, dalam perjalanan kami,
kami selalu mendo’akan semoga Allah.SWT selalu melindungi mereka dan diberikan
hal yang paling baik untuknya. be continued to our zone
0 comments:
Posting Komentar